Selasa, 13 Januari 2009

tangga nada mayor=1-1-1/2-1-1-1-1/2


tangga nada minor=1-1/2-1-1-1/2-1 1/2-1/2
Asal mula kata piano sebenarnya adalah pianoforte, yang berasal dari bahasa Italia. Piano dibuat oleh Bartolomeo Cristofori pada tahun 1720-an. Awal mula piano diciptakan, suaranya tidak sekeras piano yang dapat didengar pada abad 20-an. Pasalnya, tegangan tuts piano kala itu tidaklah sekuat piano yang sekarang.Kini, piano pertama tersebut dipajang di Metropolitan Museum of Art di New York. Seperti pada banyak penemuan yang lainnya, piano ditemukan berdasarkan penemuan teknologi. Asal muasalnya, piano dikembangkan dari alat musik kecapi. Perbedaannya, kecapi dimainkan dengan dipetik. Sedangkan piano ditekan tuts-tutsnya.
Secara umum, piano termasuk ke dalam kelompok musik instrumental. Piano memproduksi suara dari getaran papan suara yang volumenya dapat diperkuat (dapat diatur besar kecilnya).
Secara luas, piano di dalam musik dapat menjadi performa pada nyanyian tunggal dan sebagai pengantar nyanyian solo. Dalam artian, piano dapat hidup dan mengiringi penyanyi tanpa bantuan atau iringan alat musik lain. Suara yang dihasilkan piano sudah dapat mewakili alat musik lainnya. Meskipun demikian, piano akan lebih berarti lagi didengar dengan bantuan alat musik lain. Yang perlu ditekankan di sini, piano dapat mengalun indah tanpa bantuan alat musik lain. Tidak sama halnya dengan alat musik lain, yang kurang enak didengar tanpa dilengkapi piano. Banyak musik-musik instrumen yang bersinar karena andil dari piano.
Perkembangan Piano
Pada akhir periode 1790 sampai 1860, piano era Mozart mengalami perubahan yang hebat, dimana instrumen modern semakin terlihat memimpin. Pada revolusinya, piano banyak mendapat dukungan dari komposer dan pianis-pianis terkenal yang mengiringi perkembangannya. Sehingga piano dalam musik semakin memiliki power yang tinggi. Teknologi dalam pembuatan piano pun semakin menggunakan alat-alat berteknologi tinggi.
Dalam beberapa waktu, gaya suara piano meningkat. Dari 5 oktav menjadi 7 1/3 (atau bahkan lebih) oktav, ini menandakan piano semakin modern. Kemajuan teknologi ini banyak bersumber dari perusahaan di Inggris, Broadwood. Selama bertahun-tahun, instrumen buatan Broadwood mengalami perkembangan menjadi lebih banyak jenisnya, lebih baik suaranya, juga dikemas secara baik dan rapi.
Perusahaan Broadwood mengirim piano mereka kepada Hadyn dan Beethoven. Cakupan kemampuan piano yang mereka kirim itu lebih dari lima oktaf. pada tahun 1790an, tahun 1810 menyusul menjadi enam oktav, sampai pada tahun 1820 akhirnya menjadi tujuh oktav. Sampai-sampai banyak perusahaan pembuat piano mengikuti trend ini.
Bercerita tentang piano sama halnya seperti menceritakan seorang superstar. Seperti layaknya seorang superstar, piano yang terkenal itu juga banyak dikagumi berbagai kalangan. Piano bisa masuk dalam industri musik dan perfilman, yang dengan mudahnya dilihat dan didengar siapa saja.
Sejak tahun 1830-an, konser piano selalu di idolakan banyak penggemar musik. Setiap para pianis terkenal menggelar konsernya, kerap kali dipadati oleh para penggemar. Mereka selalu berbondong-bondong mengantri tiket konser piano seperti semut. Karena bagaimanapun juga, piano bisa masuk ke hampir seluruh musik terkenal.
Contoh pada ke-27 konser piano yang digelar Mozart. Konser ini benar-benar merupakan konser musik instrumental yang tanpa bantuan iringan penyanyi ternyata tetap dapat lebih dinikmati. Inilah kehebatan yang dimiliki alat musik piano. Permainan pada konser piano bisa terlaksana dengan baik secara solo (sendirian), duo (berdua), trio (bertiga), maupun kuartet (berempat). Hal ini telah dibuktikan sejak lama oleh para pianis terkenal seperti Mozart, Hadyn, Beethoven, Schubert, Schumann, Mendelssohn dan Brahms.
Salah satu peran piano dalam industri perfilman adalah sebagai alat musik yang mengiringi jalannya film tersebut. Dapatkah loe membayangkan jika film yang loe tonton tidak didukung oleh latar belakang musik? Piano sangat lekat dengan alur-alur cerita dalam film. Jika pada film itu ceritanya sedih, diputarkanlah alunan musik piano yang lagunya sedih atau melow, sedangkan jika film itu seru (misalnya film aksi), maka diputarkanlah musik yang membuat adrenalin naik. Kesemua ini senantiasa diperankan oleh piano.[qjuo.com]

Jumat, 09 Januari 2009

profile Addi M.S

 







Nama :
Addie Muljadi Sumaatmadja

Lahir :
Jakarta, 7 Oktober 1959

Agama :
1

Pendidikan :
- SD Regina Pacis Jakarta
- SMP Strada Asisi Triguna Trisula Jakarta
- SMA N III Setiabudi, Jakarta
- Recording Engineering di Chilicothe, Ohio, AS
- Mastercless/Conducty Work Shop di Los Angeles, AS

Karir :
- Arranger, antara lain untuk album rekaman Lomba Cipta Lagu Remaja 1979
- Arranger dan produser untuk sejumlah album rekaman; Penata musik dan konduktor, antara lain pada Festival Internacional de la Cancion, Chile, 1983
- Music director untuk BASF Awards
- Pencipta album Simfoni Negeriku (1998)
- Pendiri dan konduktor Twilite Orchestra (1991-sekarang)

Penghargaan :
- Peraih tiga Golden Trophy BASF Award, sebagai penata musik terbaik - Peraih dua Gordel Record untuk album Vina Panduwinata Citra Ceria dan Cinta - Peraih dua Silver Records untuk album Chrisye Hip Hip Hura dan Kisah Insani - Oskestrator untuk album Dream Suite karya Suzanne Ciani yang dinominasikan dalam Grammy Awards ke-38 sebagai ‘Album New Age Terbaik’

Keluarga :
Ayah : Bandi Sumaatmadja Ibu : Sri Wahyuni Istri : Meidyana Maemunah (Memes) Anak : 1. Kevin Aprilia 2. Tristan Juliano

Alamat Rumah :
Pondok Labu Garden Kav. 4, Jalan Pangkalan Jati I/12, Jakarta

Alamat Kantor :
Jalan Pinang Merah V/ 9, Jakarta

E-mail :
addiems@dnet.net.id

Website :
www.twiliteorchestra.org

Addie M.S.


Bagi Addie Muljadi Sumaatmadja piano bukan sekadar penghasil bunyi, yang bisa diatur keindahannya dengan emosi. Lebih dari itu. Alat musik itu adalah wadah luapan pemberontakan batin yang mampat tak tersalurkan.

Semasa remaja, bila lagi marah, ia melampiaskannya pada tuts-tuts piano. “Terkadang sampai senarnya putus,” ungkap alumnus Recording Engineering, Chilicothe, Ohio, Amerika Serikat (AS) ini. Masa kecilnya memang agak terkungkung dalam disiplin. Maklum, ayahnya, Bandi Sumaatmadja, yang mantan tentara, mendidiknya dalam disiplin keras.

Ia sadar. Orang tuanya itu tipikal orang yang harus mengikuti kemauannya dan tak menyisakan ruang dialog bagi anak-anaknya. Rupanya ia tak tahan menghadapinya. “Di situlah jiwa saya berontak dan penyalurannya ke narkoba,” kenang anak ketiga dari delapan bersaudara itu tentang masa lalunya.

Sejatinya Adi kecil terbilang anak yang pemalu, minder, dan malas bergaul. Hanya saja, itu berubah saat ia duduk di bangku SMP. Ia mulai bergaul akrab dengan narkoba. Malah ia sempat lekat dengan kumpulan anak-anak yang suka berkelahi. “Sejak SMP saya berubah menjadi anak yang agak eksplosif dan emosional,” akunya. Penampilan lusuh dan jarang pulang menjadi kebiasaannya.

Sekitar 1,5 tahun ia terlibat narkoba, sebagai pengguna maupun penyalur. Hanya perempuan yang tak pernah ia sentuh. Ia minder. “Bagi saya menghadapi siapa saja berani, tapi jangan wanita. Itu kelemahan saya,” ujarnya tergelak. Perkenalannya dengan musik memang tak disengaja. Ketika lulus SD ibunya membelikan dia piano. “Orang tua saya mampunya beli yang bekas. Selain itu, setiap ke rumah om saya selalu diperdengarkan musik klasik dan jazz,” tuturnya mengenai ketertarikannya pada dunia musik. Keluarganya ramai-ramai memakai piano itu bergantian. Ternyata hanya dia yang paling berbakat.

Energinya tak berlama-lama ia gunakan untuk hal-hal yang negatif. Sejak masuk SMA ia mulai bergaul dengan kegiatan positif. Sempat ikut grup vokal bersama Ikang Fauzi, Fariz RM, dan Adji Sutama. Pernah pula mengikuti lomba cipta lagu remaja dan lomba band. “Sampai di pengujung SMA, saya diperkenalkan dengan dunia musik pop profesional oleh Keenan Nasution dan Jockie Suryoprayogo, dua musisi senior,” tuturnya.

Tak tanggung-tanggung, Adi diajak membantu rekaman mereka. Musisi sekaliber Idris Sardi pun meminta bantuannya membuat musik-musik soundtrack film. Nah, gara-gara itu penyakit bolosnya kambuh lagi. Tapi kali ini bukan untuk beradu jotos di lapangan, tapi mengolah nada dan irama di studio musik. “Bagi saya itu semua suatu kebanggaan,” komentarnya mengenai perkenalan dengan dunia musik profesional.

Setamat SMA, terlintas di benaknya ingin kuliah di fakultas psikologi atau ekonomi. Nyatanya tak satu pun ia tekuni. Ia mulai yakin musik adalah jalan hidupnya. Toh mencari sekolah musik di Indonesia bukan pekerjaan gampang. Ia pun belajar secara otodidak. Cara lain, ia menabung dan hasilnya ia gunakan bepergian ke New York. Di sana ia melihat opera, konser musik klasik dan jazz, mencari referensi buku musik, dan video musik. Langkah berat agar berhasil.

Meski sudah menemukan jalan hidupnya, sifat pemberontak itu masih kerap muncul. Misalnya saat teman-temannya di Conducting Workshop di Ohio, AS, bergembira dalam acara penyerahan sertifikat. Ia malah asyik tidur. “Saya tak suka yang namanya gelar dan sertifikat, yang penting ilmunya,” ujar pengagum Leonard Birdstain, konduktor sekaligus komposer kenamaan dari AS.

Semasa kecil, ia pernah pula bercita-cita menjadi arsitek, lantaran senang menggambar interior rumah. Hal yang tak lazim dilakukan anak usia sekolah dasar. Sempat pula ingin menjadi psikolog, sebab membaca tulisan seorang psikolog Tengku Syah Abidin. Tulisan itu mendorongnya menjadi detektif-detektifan.

Darah seninya ternyata mengalir dari H. Muhamad Susilo, kakeknya, seorang violis dan planolog yang merancang kota satelit Kebayoran Baru. Adi pertama kali memimpin orkestra pada 1982 di Filipina, mengiringi penyanyi Redi Nur dan Vina Panduwinata. Ia memenangi juara kedua festival lagu pop di Chile dengan membawakan lagu Titik Hamzah pada 1984. “Disitu saya merasakan adanya daya tarik. Akhirnya sepulang dari Chile, saya memutuskan berhenti kuliah dari jurusan ekonomi Universitas Krisnadwipayana di Jakarta,” bebernya. Sejak itu, ia tambah yakin hidupnya adalah untuk musik.

Keputusannya itu mengecewakan ayahnya. Orangtuanya berharap ia menjadi pewaris perusahaan. Apa boleh buat, ia memang merasa tak memiliki bakat sebagai pemimpin perusahaan. Ia pun mendebat argumen orangtuanya, yang menganggap masa depan musisi tidak jelas. Tantangan itu ia jawab dengan tidak meminta uang pada orang tua. “Sejak SMA, saya sudah memutuskan untuk membuktikan bahwa musik dapat menghidupi saya dan saya tak mau tergantung pada orang tua secara finansial,” katanya tentang tekadnya.

Adi menapaki dunia orkestra pada 1991. Mulanya ia ditawari oleh pengusaha Indra Usmansjah Bakrie dan musisi Oddie Agam membentuk orkestra pop. Tapi ia berhasil meyakinkan keduanya agar kelompok orkestra mereka tidak hanya memainkan musik pop. Lalu, lahirlah Twilite Orchestra dan ia sebagai konduktor sekaligus pendiri. “Saya tak pernah berpikir menjadi seorang konduktor, itu mengalir begitu saja. Dan Tuhanlah yang memberi tempat dan posisi yang saya senangi dalam orkestra,” urai pria yang setiap malam selalu mendengarkan musik klasik itu.

Ia menikahi Memes, seorang penyanyi sekaligus foto model era 1980-an, pada 1987. Hubungan keduanya juga berawal dari musik. Awalnya Memes yang anggota Swara Mahardika itu membutuhkan pelatih untuk bandnya yang akan ikut kompetisi. Dari perkawinan itu lahirlah Kevin Aprilia dan Tristan Juliano. “Saya memberi kebebasan tapi terarah pada keduanya. Termasuk membiarkan mereka bergaul dengan anak yang baik dan buruk prilakunya, agar mereka tahu mana yang baik dan buruk, saya tinggal menasehati saja,” ujarnya mengenai cara mendidik kedua anaknya itu.

Kerja keras dan berdoa kepada Allah diyakininya sebagai kiat suksesnya. Dan di belakang itu, ia mendapat dukungan dari ibu dan istrinya. Menurut Adi, ada tiga orang yang sangat berpengaruh terhadap karirnya. “Keenan Nasution yang mengenalkan pada dunia musik profesional, ibu saya yang membelikan piano bekas, dan istri saya yang selalu mengerti apa yang sedang saya lakukan,” tutur pengisap cerutu ini.

Adi sangat mendambakan agar di Indonesia terdapat gedung orkestra. Menurutnya, sejak zaman Soeharto hingga Megawati tak ada yang memperhatikan orkestra. “Tak ada perhatian terhadap musik klasik,” kata pria yang berobsesi menjadi konduktor hingga usia 85 tahun itu. Baginya popularitas adalah ekses, yang penting adalah kesempurnaan. “Keterkenalan dan duit pada fase itu sudah pasti mengikuti,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

history piano

Piano adalah sebuah alat musik yang sangat menarik untuk dimainkan.